Persoalan Pokok pada Pembangkit Tenaga Listrik


Pembangkit listrik yang biasa digunakan pada suatu Sistem Tenaga Listrik (STL) terdiri dari pembangkit listrik tenaga air (Hydro plant atau PLTA) dan unit-unit thermal.Pembangkit-pembangkit itu sekarang ini umumnya sudah berhubungan satu dengan yang lainnya, atau yang sering disebut dengan interkoneksi. Setelah beroperasi dalam waktu tertentu, maka dari pembangkit-pembangkit itu ada yang keluar dari sistem interkoneksi dan hal ini disebabkan karena ada unit pembangkit yang rusak dan tentunya perlu diganti atau diperbaiki, kedua karena ada pembangkit yang istirahat untuk keperluan pemeliharaan.

Salah satu contoh rencana pemeliharaan unit pembangkit adalah dengan menggunakan metode Levelized Resh dari Gaever. Namun dalam aplikasinya harus dibagi dalam dua kriteria, yaitu pertama unit pembangkit bisa dikeluarkan tanpa adanya penyesuaian. Kedua unit pembangkit yang dikeluarkan harus diatur dalam kurun waktu yang terbatas.

Dengan demikian berarti pada waktu tertentu ada unit pembangkit yang keluar dari sistem, sehingga akan menimbulkan perubahan pada biaya produksi. Tapi setelah habis masa pemeliharaan (overhaul) harus dilakukan evaluasi koefisien ongkos pembebanan hal ini dilakukan untuk memperoleh akurasi yang baik.

Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah bagaimana meminimumkan ongkos tapi memenuhi tingkat sekuriti. Biasanya pada operasi pembangkit thermal biaya yang dihitung hanyalah biaya bahan bakar, hal ini karena komponen biaya yang lainnya dinaggap konstan. Berarti kalau saja bisa dihemat penggunaan bahan bakar, maka pengeluaran biaya pada pengoprasian sistem tenaga listrik bisa dikurangi. Sementara itu beban yang akan dilayaninya berubah-ubah menurut waktu, jadi yang penting adalah bagaimana dalam operasi pembangkit hidro-thermal itu bisa dihemat penggunaan bahan bakar.

Kemudian dengan menggunakan metode dynamic programing dapat dicari alternatif pembebanan hidro thermal yang optimum.

Sedangkan kemampuan pembangkit thermal dapat diketahui dengan menggunakan effective capabilitydari Gaever :

C" = C - M In (1-r+r.Cc/m)

Di mana :
C" = Effective capability (MW)
C = Installed capacity
M = System characteristic
r = FOR (forced outage rate)

Dan untuk pembangkit hidro kemampuan maximun bisa diketehui dari model operasi dan situasi air.

semoga bermanfaat, dunia-listrik.blogspot.com

sumber: pln-je.co.id
gambar PLTU Tanjung Jati B - milik: www.plntjb.co.id

Transformator


Transformator atau biasa disebut dengan trafo adalah alat untuk mengubah tegangan bolak-balik menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dan digunakan untuk memindahkan energi dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian berikutnya tanpa merubah frekuensi.
Dalam aplikasinya trafo dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1. Transformator Step-Up atau tranformator penaik tegangan adalah tranformator yang digunakan untuk menaikkan tegangan dari rendah ke tegangan yang lebih tinggi.
2. Transformator Step-Down atau transformator penurun tegangan adalah transformator yang digunakan untuk menurunkan tegangan dari tinggi ke tegangan yan lebih rendah.
Cara kerja transformator adalah sebagai berikut :
1. Jika kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan arus AC, maka pada kumparan primer timbul garis-garis gaya magnet yang berubah-ubah.
2. Perubahan garis-garis gaya dari kumparan primer ini menginduksi kumparan sekunder sehingga pada kumparan sekunder timbul arus bolak-balik.
Dengan memilih jumlah lilitan yang sesuai untuk tiap kumparan dapat dihasilkan GGL kumparan sekunder yang berbeda dengan GGL kumparan primer. Hubungan GGL atau tegangan primer (Vp) tegangan sekunder (Vs), jumlah lilitan kumparan primer (np) dan jumlah lilitan kumparan sekunder (ns) dapat dinyatakan dengan rumus :
yang biasa disebut dengan perbandingan transformasi. Dengan memperhatikan perbandingan transformasi kita dapat mengetahui jenis dari transformator tersebut apakah trafo Step-Up atau Step-Down.
Pada transformator terdiri dari banyak belitan, sehinga dapat dipandang sebagai Induktor, dengan demikian dapat diuraikan sebagai berikut :
Induktor mempunyai tegangan (V) :
Dimana : ( i) menyatakan sebagai fungsi waktu (t)
(L) menyatakan panjang lilitan
(H) Sehingga besarnya arus adalah
Sehingga :
maka (Energi) adalah

listrik tanpa kabel


Pemanfaatan listrik tanpa kabel mungkin tak lama lagi digunakan pada alat-alat elektronika. Intel yang selama ini dikenal sebagai rajanya prosesor komputer telah memperkenalkan teknologi yang memungkinkan baterai ponsel atau laptop diisi ulang tanpa dicolokkan ke stok kontak.

"Mimpi untuk menyembunyikan sumber energi merupakan sesuatu yang menakjubkan," ujar Justin Rattner, pejabat tinggi Intel. Teknologi tersebut didemonstrasikan dalam Intel Developer Forum yang berlangsung di San Fransisco baru-baru ini.

Intel menyebutnya WREL (wireless resonant energy link). Sebelumnya teknologi tersebut disebut WiTricity, kombinasi antara wireless (nirkabel) dan electricity (listrik).

Peneliti Intel Alanson Sample memperlihatkan bagaimana bola lampu 60 watt menyala meski tidak ditancapkan di fitting. Lampu tersebut dapat menyala karena mendapat sumber listrik yang berada satu meter di dekatnya.
Meski tak terhubung dengan kabel, listrik tetap dapat diguanakan dengan teknik yang disebut induksi magnet. Intel mengembangan teknologi yang pertama kali diperkenalkan Marin Soljacic, seorang fisikawan Institut Teknologi Massachusetts (MIT).

Cara kerjanya mirip dengan penyanyi yang berlatih vokal dengan gelas. Getaran yang dikeluarkan pita suara mengalir melalui udara dan diserap ruang udara di dalam gelas sehingga ikut bergetar.

Pada listrik, sumber energi dialirkan ke dalam antena untuk membentuk medan magnet di sekitarnya. Alat penerima yang dihubungkan ke alat-alat listrik akan menyerap energi dari medan magnet tersebut dan menyimpannya. Tingkat efisiensi energi yang berhasil diserap saat ini telah mencapai 90 persen.

"Tahap selanjutnya saya kira mencoba menggunakannya pada laptop dan ponsel sehingga kita harus memperkecil ukuran kumparan hingga seukuran alat elektronika tersebut," ujar Sample. Intel memperkirakan teknologi tersebut baru mulai dikomersialkan paling cepat setelah lima tahun ke depan.

Dibalik Krisis Listrik Indonesia


Ada banyak peralatan elektronik yang rusak, ada yang meninggal karena mesin genset meledak, kriminal yang meningkat di beberapa jalanan kota yang gelap, ibu-ibu rumah tangga yang mengeluh karena mesin cuci tak bisa dioperasikan, mahasiswa yang tidak bisa melakukan praktek di laboratorium, produksi perusahaan yang turun secara drastis, bahkan sampai kepada tutupnya sebuah perusahaan.
Semua itu adalah sebagian dari akibat yang dirasakan oleh pemadaman listrik yang sangat sering akhir-akhir ini. Bukan hanya di luar Jawa, bahkan di Jakarta dan Bogor saja sudah demikian keadaannya, akibat meledaknya trafo di gardu induk sentral Cawang, Jakarta akhir September lalu.
Pemadaman listrik ibarat minum obat; tiga kali dalam sehari. Malah, bisa lebih sering dari itu. PLN pun berubah kepanjangannya menjadi Pemadam Listrik Negara. Indonesia, kini diancam oleh hantu krisis listrik. Apa sebab?
Cukup panjang bila dijelaskan secara detail. Yang jelas, peningkatan kebutuhan listrik tidak sebanding dengan peningkatan kapasitas daya. Kebutuhan akan listrik terus meningkat setiap tahunnya, sementara ketersediaan daya (boleh dibilang) tetap. Kondisi ini, tentunya, menyebabkan defisit daya.
Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi berbanding lurus dengan meningkatnya kebutuhan, salah satunya kebutuhan listrik. Dengan pertumbuhan ekonomi 6 %, seharusnya kapasitas listrik bertambah minimal 9 %. Menurut PLN, untuk menambah kapasitas daya 9 %, dibutuhkan investasi Rp 80 triliun per tahun. Sementara, ketersediaan dana PLN hanya Rp 20 triliun setiap tahunnya. Itu pun tidak bisa digunakan untuk investasi, karena tersedot oleh biaya operasional.
Minimnya ketersediaan dana PLN untuk berinvestasi (baca: penambahan daya – pen.), lagi-lagi menurut PLN, tak lepas dari model bisnis PLN selama ini. PLN harus membeli bahan baku, termasuk bahan bakar, dengan harga pasar. Sementara, dari sisi penjualan, harga listrik ditentukan oleh pemerintah. Belum lagi subsidi yang tak mengenal jenjang. Mulai dari rumah sederhana sampai kepada rumah mewah dan mal-mal listriknya disubsidi oleh pemerintah.
Itu cerita PLN. Di luar itu, ada banyak sistem produksi usaha kecil dan menengah, bahkan sampai kepada banyak usaha besar, yang tergantung kepada pasokan listrik dari PLN. Logikanya, bila pasokan listrik sering mati, tentu mempengaruhi kemampuan mereka untuk berproduksi. Bila produksi berkurang, tentu saja, akan terjadi penurunan omzet. Penurunan omzet akan mempengaruhi kemampuan biaya produksi selanjutnya.
Celakanya, sudah ada beberapa perusahaan besar yang terpaksa melakukan pengurangan jam kerja dan bonus akibat pemadaman listrik yang terlampau sering. Bila keadaan ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin, akan terjadi PHK dalam jumlah yang besar. Risiko yang lebih parah dari itu, akan ada banyak usaha yang terpaksa ditutup (mati). Bila iklim usaha tidak berkembang, sangat besar pengaruhnya pada pertumbuhan ekonomi. Rasa-rasanya, bila demikian, akan sangat sulit untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 7 % pada tahun 2014 sebagaimana pernah dikatakan SBY.
Mengerikan memang. Namun, kesulitan harus segera dicarikan solusi. Himbauan kepada masyarakat agar melakukan penghematan pemakaian listrik bukanlah sebuah anjuran yang tepat. Karena, yang namanya kebutuhan listrik, bukanlah sebuah kebutuhan yang bisa dipatok pada sebuah titik. Kebutuhan akan listrik senantiasa berkembang dinamis seiring pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi.
Perhatian terhadap perbaikan keuangan PLN sangat perlu difokuskan, agar perusahaan ini senantiasa bisa menyesuaikan besaran investasi dengan pertumbuhan ekonomi. Disamping itu, PLN sebagai sebuah perusahaan (meski perusahaan yang berstatus milik negara), juga harus aktif melakukan berbagai terobosan. Karena, memang, khusus untuk persoalan listrik inilah perusahaan ini didirikan untuk menunjang pembangunan.
Hari ini, kebutuhan akan listrik sudah menjadi hajat hidup orang banyak. Keluhan terhadap masalah ini adalah keluhan kita bersama. Tak pelak lagi, perhatian kita semua amat dibutuhkan.

Naikkan Harga Energi, Solusi Krisis Listrik Indonesia


Seperti tidak ada habis-habisnya, beragam krisis menimpa negeri ini, krisis listrik pun juga menimpa negeri yang kaya raya akan sumber energi ini. Kini Indonesia menghadapi tantangan yang sangat berat berkaitan dengan masalah listrik. Hampir tiap hari terjadi pemadaman bergilir. Pemadaman ini tidak hanya di pelosok-pelosok desa yang jauh dari sumber energy, tetapi juga terjadi di daerah-daerah yang dekat dengan sumber energi, bahkan ibukota Jakarta pun tidak luput dari pemadaman listrik.
Efek dari pemadaman listrik ini membawa kerugian yang luar biasa besarnya, baik itu kerugian secara material maupun kerugian moril. Pemadaman listrik ini juga akan membawa efek bola salju yang luar biasa. Kita ambil contoh banyak industri yang menghentikan proses produksinya karena alat-alat elektroniknya tidak berjalan, akibatnya industri ini tidak bisa menghasilkan barang yang akan dijual ke pasaran. Dengan tidak adanya barang yang dihasilkan, tentunya karyawan pabrik tidak akan digaji, distributor tidak akan bisa menjual barang dan akhrinya keuntungan tidak bisa didapat. Ini tidak hanya terjadi pada satu industri, tetapi ada banyak industri yang terkena dampak pemadaman listrik ini. Contoh kerugian lainnya adalah dengan adanya pemadaman listrik seorang pelajar tidak akan bisa belajar dengan maksimal sehingga besar kemungkinan ini akan mengganggu kelancaran studinya. Dan perlu diingat, ini  tidak hanya terjadi ke satu pelajar, ada banyak pelajar dari SD sampai SMA yang terganggu dengan adanya pemadaman listrik ini. Tentu kerugiannya tidak bisa ditaksir dengan uang lagi.
Kebutuhan listrik Indonesia saat ini sebagian besar berasal dari sumber energi fosil. Dalam beberapa waktu terakhir harga bahan bakar minyak mengalami kenaikan yang sangat berarti, sementara cadangan minyak bumi dan gas Indonesia terbatas dan semakin menipis. Berawal dari sini tentu tidak bijak kalau kita terus-menerus menggantungkan energi listrik kita kepada sumber energi fosil. Dan gejala akibat ketergantungan sumber listrik pada energi fosil ini sudah bisa kita rasakan sekarang, dengan cadangan yang semakin menipis dan harga yang tinggi mengakibatkan Indonesia krisis listrik.
Kondisi ini diperparah dengan kebijakan pemerintah mensubsidi harga listrik, sehingga harga jual listrik lebih rendah dari biaya pengadaannya. Nah harga listrik subsidi inilah yang mengakibatkan sumber-sumber energi listrik alternatif sulit untuk berkembang, apabila listrik masih dijual dengan harga subsidi. Apabila harga listrik tidak disubsidi maka listrik akan dijual dengan harga keekonomiannya dan ini akan memacu pengembangan energi alternatif lainnya yang jumlahnya sangat melimpah di Indonesia.
Solusi lain yang bisa dilakukan untuk menangani krisis listrik ini adalah pemberian subsidi kepada pengembangan energi alternatif. Dengan adanya subsidi ini akan menarik investor dalam mengembangkan energi alternatif ( panas bumi, matahari, angin, mikrohidro, dan lain-lain). Perlu diketahui Indonesia memiliki energi alternatif yang bisa digunakan untuk sumber listrik lebih besar dari minyak dan gas. Sehingga Indonesia akan lebih mandiri dalam hal energi, tidak lagi tergantung energi fosil.
Tetapi yang terjadi di Indonesia adalah tidak adanya subsidi untuk energi alternatif.  Ini merupakan suatu ketidakadilan. BBM dan listrik disubsidi, sementara energi alternatif tidak. Harga energi yang terlalu rendah untuk Indonesia juga merupakan suatu ketidakadilan. Mengapa? Harga rendah menyebabkan energi alternatif tidak bisa berkembang. Energi alternatif ini sering lebih murah daripada harga BBM yang harganya naik turun. Energi alternatif juga tidak tergantung impor sehingga membuat pasokan energi kita lebih mandiri. Mempertahankan harga energi yang rendah akan menyebabkan kita boros energi dan menyebabkan krisis energi yang berkelanjutan. Sehingga diharapkan dengan menaikkan harga energi akan membuat kita hemat dalam menggunakan energi dan energi alternatif akan  berkembang dengan pesat untuk memenuhi kebutuhan energi kita

Peranan Kapasitor dalam Penggunaan Energi Listrik


Kehidupan modern salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya energi atau beban listrik yang dipakai ditentukan oleh reaktansi (R), induktansi (L) dan capasitansi (C). Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka ragam peralatan (beban) listrik yang digunakan. Sedangkan beban listrik yang digunakan umumnya bersifat induktif dan kapasitif. Di mana beban induktif (positif) membutuhkan daya reaktif seperti trafo pada rectifier, motor induksi (AC) dan lampu TL, sedang beban kapasitif (negatif) mengeluarkan daya reaktif. Daya reaktif itu merupakan daya tidak berguna sehingga tidak dapat dirubah menjadi tenaga akan tetapi diperlukan untuk proses transmisi energi listrik pada beban. Jadi yang menyebabkan pemborosan energi listrik adalah banyaknya peralatan yang bersifat induktif. Berarti dalam menggunakan energi listrik ternyata pelanggan tidak hanya dibebani oleh daya aktif (kW) saja tetapi juga daya reaktif (kVAR). Penjumlahan kedua daya itu akan menghasilkan daya nyata yang merupakan daya yang disuplai oleh PLN. Jika nilai daya itu diperbesar yang biasanya dilakukan oleh pelanggan industri maka rugi-rugi daya menjadi besar sedang daya aktif (kW) dan tegangan yang sampai ke konsumen berkurang. Dengan demikian produksi pada industri itu akan menurun hal ini tentunya tidak boleh terjadi untuk itu suplai daya dari PLN harus ditambah berarti penambahan biaya. Karena daya itu P = V.I, maka dengan bertambah besarnya daya berarti terjadi penurunan harga V dan naiknya harga I. Dengan demikian daya aktif, daya reaktif dan daya nyata merupakan suatu kesatuan yang kalau digambarkan seperti segi tiga siku-siku pada Gambar 1. 
Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kW) dengan daya nyata (kVA) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r. 
cos r = pf = P (kW) / S (kVA) ........(1)  P (kW) = S (kVA) . cos r................(2) 
Seperti kita ketahui bahwa harga cos r adalah mulai dari 0 s/d 1. Berarti kondisi terbaik yaitu pada saat harga P (kW) maksimum [ P (kW)=S (kVA) ] atau harga cos r = 1 dan ini disebut juga dengan cos r yang terbaik. Namun dalam kenyataannya harga cos r yang ditentukan oleh PLN sebagai pihak yang mensuplai daya adalah sebesar 0,8. Jadi untuk harga cos r < 0,8 berarti pf dikatakan jelek. Jika pf pelanggan jelek (rendah) maka kapasitas daya aktif (kW) yang dapat digunakan pelanggan akan berkurang. Kapasitas itu akan terus menurun seiring dengan semakin menurunnya pf sistem kelistrikan pelanggan. Akibat menurunnya pf itu maka akan muncul beberapa persoalan sbb:
a. Membesarnya penggunaan daya listrik kWH karena rugi-rugi.
b. Membesarnya penggunaan daya listrik kVAR.
c. Mutu listrik menjadi rendah karena jatuh tegangan.
Secara teoritis sistem dengan pf yang rendah tentunya akan menyebabkan arus yang dibutuhkan dari pensuplai menjadi besar. Hal ini akan menyebabkan rugi-rugi daya (daya reaktif) dan jatuh tegangan menjadi besar. Dengan demikian denda harus dibayar sebabpemakaian daya reaktif meningkat menjadi besar. Denda atau biaya kelebihan daya reaktif dikenakan apabila jumlah pemakaian kVARH yang tercata dalam sebulan lebih tinggi dari 0,62 jumlah kWH pada bulan yang bersangkutan sehingga pf rata-rata kurang dari 0,85. Sedangkan perhitungan kelebihan pemakaian kVARH dalam rupiah menggunakan rumus sbb:
[ B - 0,62 ( A1 + A2 ) ] Hk 
Dimana : B = pemakaian k VARH
A1 = pemakaian kWH WPB
A2 = pemakaian kWH LWBP
Hk = harga kelebihan pemakaian kVARH
Untuk memperbesar harga cos r (pf) yang rendah hal yang mudah dilakukan adalah memperkecil sudut r sehingga menjadi r1 berarti r>r1. Sedang untuk memperkecil sudut r itu hal yang mungkin dilakukan adalah memperkecil komponen daya reaktif (kVAR). Berarti komponen daya reaktif yang ada bersifat induktif harus dikurangi dan pengurangan itu bisa dilakukan dengan menambah suatu sumber daya reaktif yaitu berupa kapasitor. 
Proses pengurangan itu bisa terjadi karena kedua beban (induktor dan kapasitor) arahnya berlawanan akibatnya daya reaktif menjadi kecil. Bila daya reaktif menjadi kecil sementara daya aktif tetap maka harga pf menjadi besar akibatnya daya nyata (kVA) menjadi kecil sehingga rekening listrik menjadi berkurang. Sedangkan keuntungan lain dengan mengecilnya daya reaktif adalah : 

  • Mengurangi rugi-rugi daya pada sistem.

  • Adanya peningkatan tegangan karena daya meningkat.

  • Proses Kerja Kapasitor 

    Kapasitor yang akan digunakan untuk meperbesar pf dipasang paralel dengan rangkaian beban. Bila rangkaian itu diberi tegangan maka elektron akan mengalir masuk ke kapasitor. Pada saat kapasitor penuh dengan muatan elektron maka tegangan akan berubah. Kemudian elektron akan ke luar dari kapasitor dan mengalir ke dalam rangkaian yang memerlukannya dengan demikian pada saaat itu kapasitor membangkitkan daya reaktif. Bila tegangan yang berubah itu kembali normal (tetap) maka kapasitor akan menyimpan kembali elektron. Pada saat kapasitor mengeluarkan elektron (Ic) berarti sama juga kapasitor menyuplai daya treaktif ke beban. Keran beban bersifat induktif (+) sedangkan daya reaktif bersifat kapasitor (-) akibatnya daya reaktif yang berlaku menjadi kecil. 
    Rugi-rugi daya sebelum dipasang kapasitor : 
    Rugi daya aktif = I2 R Watt .............(5)
    Rugi daya reaktif = I2 x VAR.........(6)
    Rugi-rugi daya sesudah dipasang kapasitor :
    Rugi daya aktif = (I2 - Ic2) R Watt ...(7)
    Rugi daya reaktif = (I2 - Ic2) x VAR (8)

    Pemasangan Kapasitor 

    Kapasitor yang akan digunakan untuk memperkecil atau memperbaiki pf penempatannya ada dua cara : 
    1. Terpusat kapasitor ditempatkan pada:
    a. Sisi primer dan sekunder transformator
    b. Pada bus pusat pengontrol
    2. Cara terbatas kapasitor ditempatkan
    a. Feeder kecil
    b. Pada rangkaian cabang
    c. Langsung pada beban

    Perawatan Kapasitor

    Kapasitor yang digunakan untuk memperbaiki pf supaya tahan lama tentunya harus dirawat secara teratur. Dalam perawatan itu perhatian harus dilakukan pada tempat yang lembab yang tidak terlindungi dari debu dan kotoran. Sebelum melakukan pemeriksaan pastikan bahwa kapasitor tidak terhubung lagi dengan sumber. Kemudian karena kapasitor ini masih mengandung muatan berarti masih ada arus/tegangan listrik maka kapasitor itu harus dihubung singkatkan supaya muatannya hilang. Adapun jenis pemeriksaan yang harus dilakukan meliputi :

  • Pemeriksaan kebocoran

  • Pemeriksaan kabel dan penyangga kapasitor

  • Pemeriksaan isolator

  • Sistem Mikroprosesor

    Selain komponen induktor pemborosan pemakaian listrik bisa juga terjadi karena: 
    Tegangan tidak stabil 
    Ketidak stabilan tegangan bisa menyebabkan terjadinya pemborosan energi listrik. Ketidakstabilan itu dapat diartikan tegangan pada suatu fase lebih besar, lebih kecil atau berfluktuasi terhadap teganga standar. Sedangkan akibat pembrosan energi listrik itu maka timbul panas sehingga bisa menyebabkan pertama kerusakan isolator peralatan yang dipakai. Ke dua memperpendek daya isolasi pada lilitan. Sementara itu dengan ketidakseimbangan sebesar 3% saja dapat memperbesar suhu motor yang sedang beroperasi sebesar 18% dari keadaan semula. Hal ini tentunya akan menimbulkan suara bising pada motor dengan kecepatan tinggi. 
    Harmonik 
    Harmonik itu bisa menimbulkan panas, hal ini terjadi karena adanya energi listrik yang berlebihan. Harmonik itu bisa muncul karena peralatan seperti komputer, kontrol motor dll. Harmonik merupakan suatu keadaan timbulnya tegangan yang periodenya berbeda dengan periode tegangan standar. Periode itu bisa 180 Hz (harmonik ke-3), 300 Hz (harmonik ke-5) dan seterusnya. Harmonik pada transformator lebih berbahaya, hal ini karena adanya sisrkulasi arus akibat panas yang berlebih. Sehingga hal ini bisa mengurangi kemampuan peralatan proteksi yang menggunakan power line carrier sebagai detektor kondisi normal. 
    Untuk mengoptimalkan pemakaian energi listrik bisa digunakan beban-beban tiruan berupa LC yang dilengkapi dengan teknologi mikroprosesor. Sehingga ketepatan dan keandalan dalam mendeteksi kualitas daya listrik bisa diperoleh. Mikroprosesor itu berfungsi untuk mengolah komponen-komponen yang menentukan kualitas tenaga listrik. Seperti keseimbangan beban antar fasa, harmonik dan surja. Apabila terdapat ketidakseimbangan antara fasa satu dengan fasa yang lainnya, maka mikroprosesor akan memerintahkan beban-beban LC untuk membuka atau menutup agar arus disuplai ke fasa satu sehingga selisih arus antara fasa satu dengan fasa yang lainnya tidak ada. Banyaknya L atau C yang dibuka atau ditutup tergantung dari kondisi ketidakseimbangan beban yang terdeteksi oleh mikroprosesor. Kondisi harmonik yang terdeteksi bisa dihilangkan dengan menggunakan filter LC. 
    Keuntungan alat ini adalah : 

  • Mampu mereduksi daya sampai 30%. 

  • Meningkatkan pf antara 95-100%

  • Dapat mengeliminasi terjadinya harmonik.

  • Dengan demikian pemakaian energi listrik bisa dihemat yaitu dengan cara mengoptimalkan konsumsi energi masing-masing peralatan yang digunakan, memperkecil gejala harmonik dan menstabilkan tegangan. Sehingga energi tersisa bisa dimanfaatkan untuk sektor lain yang lebih membutuhkan. Sedang dampak negatif dari pemborosan energi listrik itu pertama menciptakan ketidakseimbangan beban fasa-fasa listrik yang pada gilirannya akan mempengaruhi over heating pada motor dan penurunan life isolator. Ke dua bagi PLN sebagai penyuplai energi listrik tentunya harus menyediakan energi listrik yang lebih besar lagi.

    Pasokan listrik untuk industri perlu diprioritaskan


    JAKARTA: Kadin menegaskan harus ada keseriusan dari pemerintah untuk memprioritaskan daerah pertumbuhan guna mendapatkan infrastruktur energi listrik yang memadai, sehingga pembangunan sektor manufaktur tidak hanya terpusat di Jakarta dan sekitarnya.

    Hal ini merespons komitmen PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero yang menjanjikan tambahan pasokan listrik sebesar 1.600 megawatt (MW) untuk sektor industri dan bisnis pada tahun depan.
    Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kebijakan Fiskal, Moneter dan Publik Haryadi Sukamdani mengatakan kualitas pertumbuhan ekonomi dan industri nasional bergantung pada ketersediaan energi, termasuk pasokan listrik. Adanya suplai energi yang tinggi ke sektor industri tentu akan mengakselerasi pertumbuhan manufaktur nasional, dimana akan semakin banyak industri hulu dan hilir yang bertumbuh.
    “Berapapun suplai yang masuk ke pasar akan ada pengaruhnya, ini cukup membantu. Kalau pasokan lebih besar dari itu [1.600 MW], industri akan menyerap karena permintaan masih sangat tinggi. Di satu sisi, harus ada keseriusan dari pemerintah untuk memprioritaskan daerah-daerah pertumbuhan dengan infrastruktur memadai, kalau tidak, nanti hanya terpusat di Jakarta dan sekitarnya,” katanya ketika dikonfirmasi Bisnis, hari ini.
    Dia menjelaskan adanya tambahan pasokan listrik tentu akan meningkatkan minat investasi, tidak hanya dari investor asing tetapi juga penanaman modal dari dalam negeri. Peningkatan suplai listrik ke sektor industri akan mengakselerasi investasi di sektor hulu seperti pembangunan pabrik baja oleh PT Krakatau Steel dan Posco, serta menumbuhkan investasi di sektor hilir baja.
    Ketua Umum Hipmi Erwin Aksa mengatakan PLN seharusnya memberikan pasokan listrik bagi sektor industri di luar pulau Jawa, seperti Kalimantan, Riau, dan Sulawesi.
    “Untuk di pulau Jawa tidak ada masalah listrik karena ada proyek 10.000 MW. Jadi, harus ditanya dulu itu daerah mana yang diberikan sambungan listrik. Industri kebanyakan di Jawa, di luar Jawa industri dibangun lengkap dengan power plant,” kata Erwin. Industri di pulau Jawa, jelas Erwin, didominasi oleh sektor makanan dan minuman dan barang-barang konsumsi lainnya.
    Sementara itu, Menteri Perindustrian M.S Hidayat optimistis sektor industri nasional pada tahun depan akan mengalami peningkatan pertumbuhan menjadi 5,2%-5,3%, seiring kesiapan PLN menyediakan pasokan listrik berdaya 1.600 MW. Komitmen PLN tersebut dinilai merupakan bukti adanya jaminan suplai listrik bagi sektor industri, sehingga kondisi krisis listrik di sektor manufaktur diharapkan tidak terjadi secara terus menerus.
    “Sampai akhir 2010 ini, industri tumbuh 4,9%. Pada 2011, bisa tumbuh 5,2%-5,3% karena tambahan pasokan listrik itu. Akan terjadi diversifikasi usaha karena seluruh kebutuhan energi kuat. Masalah listrik seluruh kebutuhan akan tertanggulangi di 2011, minimal di seluruh pulau Jawa,” katanya. (tw)

    Turbin Angin Gantikan Energi Listrik


    MAKASSAR, UPEKS—Menyikapi krisis listrik yang terjadi disebagian wilayah di Sulawesi Selatan (Sulsel) tentu membutuhkan solusi yang tepat untuk menangani-nya. Agar masyarakat bisa terlayani kebutuhan listrik dengan baik.
    Menjawab permasalahan tersebut, PT Perkasa Bima Kencana (PBK) mencoba menawarkan produk tekhnologi asal negara Taiwan yakni peralatan turbin angin.
    Peralatan ini sudah diperkenalkan pertama kalinya di Kabupaten Bulukumba.
    Direktur PT Perkasa Bima Kencana, Erik Elisar, Minggu (2/12) mengatakan penggunaan turbin angin dilakukan untuk membantu pelaksanaan salah satu proyek di Bumi Panrita Lopi tersebut.
    “Saat ini kami tengah memasang jaringan turbin angin untuk mendukung penggunaan operasional pompa sebagai sumber energi listrik untuk produksi air bersih,”ujarnya.
    Erik menambahkan dengan adanya penggunaan peralatan turbin angin ini maka kapasitas energi yang akan disiapkan sebanyak 28 kilo watt. Jumlah turbin angin yang dibuat sebanyak 140 turbin angin dengan kapasitas setiap turbin angin sebesar 200 watt.
    Anggaran pembuatan turbin angin sebesar Rp2 miliar jika dilihat dari nilai investasi memang dianggap cukup besar dibanding dengan penggunaan sumber energi listrik lainnya. Tetapi itu hanya berlaku saat awal penggunaan serta biaya ini untuk jangka panjang dan hanya sekali pengeluaran. Berbeda dengan peralatan lainnya biaya awal relatif agak murah tetapi tidak efektif dan efesien. bahkan bisa mengakibatkan munculnya biaya yang jauh lebih tinggi.
    “Dengan tekhnologi turbin angin ini peralatan pembangkit listrik tak perlu lagi bahan bakar dengan biaya mahal. Turbin angin tidak lagi menggunakan bahan bakar. Turbin angin akan menyedot sumber energi yang melalui proses konversi yang akan menghasilkan sumber energi listrik,” ujarnya.

    Dampak Negatif Krisis Energi Listrik di Indonesia:


    1. Dunia Usaha mengalami hambatan hingga stagnasi dalam menjalankan usahanya,
    2. kerugian pelaku usaha secara materiil (money loss)
    3. kerugian pelaku usaha secara inmateriil seperti:
    • berkurangnya hingga hilangnya kepercayaan konsumen terhadap pelaku usaha,
    • terjadinya pengangguran karena karyawan terpaksa diliburkan,
    • resiko kerusakan mesin karena mesin sering tidak bisa dijalankan,
    • kehilangan efisiensi waktu dan tenaga, martabat umat dan bangsa Indonesia di mata dunia — Apa Kata Dunia?,
    • berkurangnya hingga hilangnya kepercayaan konsumen energi listrik di Indonesia terhadap Pemerintah dan PLN
    • Larinya Investor Domestik maupun Asing dari pasar Indonesia karena tiadanya jaminan energi listrik dan jaminan usaha di Indonesia serta berkurangnya hingga hilangnya kepercayaan terhadap Pemerintah dan PLN
    • Rentetan masalah dari larinya Investor berakibat banyak hal diantaranya, terhambatnya kemajuan pembangunan ekonomi dan bidang lain yang terkait baik di lingkup kenegaraan maupun daerah
    • Kualitas dan kuantitas Pencurian Listrik oleh warga makin meningkat
    • Terhambatnya kreativitas anak bangsa yang menggunakan sarana listriknya untuk implementasi kecerdasan otaknya
    • Terganggunya proses recovery pasien dan pengembangan penemuan di laboratorium pada dunia kesehatan.
    • Resiko gejolak sosial pada masyarakat luas yang bisa berakibat menjadi chaos.
    Solusi masalah Krisis Energi Listrik di Indonesia:
    1. PLN bersama pihak swasta penyedia sumber energi yang ditunjuk harus melakukan perbaikan kebijakan pengadaan dan distribusi listrik,
    2. PLN bersama pihak swasta penyedia sumber energi yang ditunjuk harus melakukan perbaikan instalasi, infrastruktur, dan teknis pengadaan energi listrik,
    3. PLN bersama pihak swasta penyedia sumber energi yang ditunjuk harus melakukan perbaikan pola distribusi listrik ke konsumen,
    4. Pemerintah melalui PLN bersama pihak swasta penyedia sumber energi yang ditunjuk harus memberikan Jaminan keberadaan dan keberdayaan energi listrik per 1×24 Jam kepada konsumen dan pihak investor, baik domestik maupun asing.
    5. Pemerintah harus memiliki sistem kontrol dan sistem filter yang baik untuk menyaring siapa yang layak diberi kepercayaan dan kewenangan untuk melakukan pengadaan, pengelolaan, dan distribusi energi listrik ke konsumen (masyarakat)
    6. Sikat habis Mafia Energi di Indonesia, khususnya Mafia Energi Listrik dan Batu Bara, khususnya pemilihan pejabat di lingkungan PLN dan proses tender swasta untuk pengadaan energi listrik dan batu bara.
    7. DPR dan DPRD harus tanggap terhadap masalah ini dengan melakukan sidak dan pengusutan masalah krisis energi listrik di lapangan, dan bila terbukti ada indikasi unsur kesengajaan hingga mengakibatkan terjadinya krisis energi ini, hingga mengarah pada pidana, maka Pihak POLRI wajib turun tangan untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan guna segera menuntaskan masalah agar tidak berkepanjangan
    8. Konsumen harus membiasakan diri berhemat (tidak konsumtif) dalam menggunakan energi listrik
    9. Kompensasi Riil dari PLN dan Pemerintah kepada konsumen energi listrik (seperti pada tahun 2005) sebagai ganti rugi atas pemadaman listrik secara berkala, bergilir, dan sepihak.
    10. Disarankan bagi konsumen energi listrik untuk memasang Genset (electrical power backup device) karena PLN dan Pemerintah makin tidak bisa dipercaya dan diandalkan (higly recommended)
    11. Not Bullshit from the Rats!
    Masyarakat umum tahu bahwa masalah krisis energi listrik di Indonesia sekarang ini tidak hanya bersumber dari PLN saja, namun juga dari pihak swasta pemasok energi listrik, juga tentu pihak pemerintah yang terbukti tidak memiliki sistem kontrol dan sistem filter yang baik untuk menyaring siapa yang layak diberi kepercayaan untuk pengadaan, pengelolaan, dan distribusi energi listrik ke konsumen (masyarakat).
    Namun, meski begitu, pihak PLN lah yang harusnya paling bertanggung jawab terhadap kasus ini mengingat eksistensinya sebagai badan negara tunggal (monopoli) yang diberi kepercayaan dan kewenangan oleh Pemerintah dalam pengadaan dan pemberdayaan energi listrik terbukti tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik dan benar.
    Sebenarnya dari dulu kita sudah bermasalah dengan energi listrik, Coba kita telusuri ada berapa banyak daerah yang hingga detik ini belum tersentuh aliran listrik. Mungkin para pejabat yang terkait lupa/tidak tahu bahwa keberadaan energi juga dijadikan sebagai salah satu parameter kemajuan suatu bangsa.
    Kita tunggu adakah niat baik dari Pemerintah, PLN, dan lembaga terkait segera menyelesaikan masalah krisis energi di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, sebagai Solusi-Solusi tersebut di atas, dan kita juga tunggu adakah niat baik mereka untuk memberikan kompensasi riil kepada konsumen energi listrik di pulau Jawa, Indonesia atas terjadinya pemadaman listrik yang berkala, bergilir, dan sepihak.
    Bila terbukti tidak ada niat baik (mudah-mudahan tidak), lalu….Tanya Kenapa????? Kita berharap Listrik di Indonesia akan segera diatasi bukan makin dibatasi, sehingga Indonesia tidak akan menjadi gelap saat dunia makin terang benderang, Amen…

    Penyebab masalah Krisis Energi Listrik di Indonesia:


    • Pola dan Rencana Pengadaan Energi Listrik yang tidak baik
    • Pola dan Rencana Distribusi Energi Listrik yang tidak baik
    • Instalasi dan Infrastruktur pada Sumber Energi Pembangkit Listrik yang tidak baik/memadai
    • Pengadaan dan Pemberdayaan serta Distribusi Energi Listrik tidak dilakukan secara professional
    • Instansi terkait tidak antisipatif terhadap konsekuensi dan dampak dari Kenaikan Harga BBM dunia dan Indonesia
    • Menurut PLN, penyebab utama dari krisis energi listrik di Indonesia karena tidak berimbangnya pasokan yang dimiliki PLN dengan permintaan energi listrik oleh konsumen (masyarakat)
    • Dikabarkan karena tersendatnya pasokan batu bara pada sumber pembangkit energi listrik. Benarkah? Bila benar, apakah karena masalah harga BBM yang tinggi? Tanya Kenapa.
    • Dikabarkan karena masalah teknis, yakni kerusakan pada sumber pembangkit energi listrik. Benarkah? Tanya Kenapa.
    • Dugaan kuat, masalah harga BBM untuk pengangkutan Batu Bara dan/atau Mafia Energi Indonesia. Ya semua orang tahu bahwa INDONESIA adalah LADANG TIKUS dan BAJINGAN berdasi dan berduit.
    • Dugaan Kuat, Krisis Mental Pejabat, Penguasa, dan Pengusaha Indonesia yang terkait dalam Pengadaan dan Pemberdayaan Energi Listrik di Indonesia. Ya, semua orang tahu mental pejabat di Indonesia. Ya semua orang tahu bahwa INDONESIA adalah LADANG TIKUS dan BAJINGAN berdasi dan berduit.
    • Kita tentu tahu bahwa Harga BBM yang tinggi sangat beresiko terhadap terjadinya krisis energi listrik. Nah bila ini yang menjadi sebab, maka tentu masalh ini akibat ulah dari Sdr. JUSUF aKAL-akaLAn yang selalu sok bergaya memainkan peran sebagai RI-1 yang secara bodoh menjadi king maker pembuatanbanyak keputusan kenegaraan tidak cerdas seperti “Menaikkan Harga BBM Indonesia” tanpa memikirkan dengan akal sehat (bukan akal seorang pengusaha) banyaknya dampak negatif dan resiko akibat keputusan tersebut, dan tanpa memikirkan banyak solusi lain (selain menaikkan harga BBM) untuk menjaga kestabilan Anggaran APBN dan meningkatkan pemasukan kas negara seperti: Pembatasan Penggunaan Kendaraan Pribadi untuk menghemat BBM, Pembatasan Pembelian BBM, Penarikan investor dengan lebih intensif dengan ribuan cara, peningkatan pemasukan kas negara dari sektor pajak, pemberantasan korupsi dan kolusi di lingkungan pemerintahan dan lembaga lain yang terkait, Pennggenjotan dan peningkatan daya dan mutu serta hasil dari sektor riil – UKM di indonesia, dan masih banyak lagi solusi cerdas lain yang lebih arif, bijaksana, dan berpihak kepada masyarakat.